Rumah Murah di Medan Bukan Sekadar Mimpi, Ini Alasannya

Arrahimedia.or.id - Bagi banyak orang, mencari rumah murah di Medan terasa seperti mencari jarum di tumpukan jerami.
Harga properti di kota metropolitan ini terus merangkak naik dari tahun ke tahun.
Bagi keluarga muda dan generasi milenial, impian memiliki hunian pribadi kini terasa semakin jauh dari jangkauan.
Kenyataannya, banyak yang akhirnya terjebak dalam siklus panjang membayar sewa kontrakan tahunan.
Padahal, uang yang dihabiskan setiap tahun untuk membayar sewa tersebut sebenarnya bisa dialihkan menjadi modal membangun aset jangka panjang.
Namun, benarkah rumah murah di Medan benar-benar sudah tidak ada?
Jawabannya masih ada, hanya saja cara memandang makna “murah” harus disesuaikan dengan realita.
Murah tidak selalu berarti uang muka nol rupiah atau promo cicilan ringan yang ujungnya justru mencekik.
Murah sejati adalah ketika seseorang bisa memiliki rumah dengan skema pembayaran stabil, legalitas aman, dan harga yang tetap terjangkau dalam jangka panjang.
Kondisi Pasar Properti Medan yang Semakin Meningkat
Pasar properti di Medan saat ini sedang berada dalam fase ekspansi besar-besaran.
Pembangunan infrastruktur seperti tol, jalan arteri, hingga kawasan industri baru turut mendorong nilai tanah terus meningkat.
Akibatnya, rumah komersial tipe kecil seperti 36 atau 45 kini sudah menembus kisaran Rp400 juta bahkan di pinggiran kota.
Kondisi ini tentu menjadi beban berat bagi masyarakat dengan penghasilan rata-rata Rp4 juta hingga Rp8 juta per bulan.
Kebutuhan akan rumah adalah kebutuhan dasar, namun kemampuan membeli kerap tidak sebanding dengan harga pasar yang terus melonjak.
Tiga Jenis Rumah Murah di Medan yang Perlu Dikenali
Bila menelusuri internet dengan kata kunci “rumah murah Medan”, Anda akan menemukan berbagai jenis penawaran dengan harga yang tampak menarik.
Namun, tidak semuanya benar-benar murah dalam arti yang sesungguhnya.
Banyak developer menampilkan promo bombastis seperti DP 0% atau cashback besar.
Akan tetapi, rumah semacam ini biasanya menggunakan skema KPR komersial dengan bunga mengambang yang bisa meningkat seiring waktu.
Cicilan ringan di tahun pertama bisa berubah menjadi beban berat di tahun ketiga, terutama ketika suku bunga Bank Indonesia naik.
Selain itu, ada pula opsi rumah bekas atau second yang sering disebut sebagai pilihan hemat.
Meski harganya bisa lebih rendah, biaya renovasi kerap menjadi jebakan berikutnya.
Atap bocor, dinding retak, hingga perbaikan saluran air bisa membuat total biaya justru lebih tinggi dari perkiraan awal.
Rumah Subsidi: Solusi Paling Realistis untuk Masyarakat Medan
Di tengah banyaknya jebakan harga, ada satu solusi yang sering luput dari perhatian masyarakat: rumah subsidi.
Program rumah subsidi adalah inisiatif pemerintah melalui Kementerian PUPR yang ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR.
Skema pembiayaannya menggunakan fasilitas FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) dengan bunga tetap 5% sepanjang tenor pinjaman.
Dengan harga maksimal sekitar Rp166 juta di wilayah Sumatera Utara, cicilan bulanannya hanya berkisar Rp1 jutaan.
Besaran ini bahkan lebih rendah dibandingkan biaya sewa rumah tahunan di kawasan Medan dan sekitarnya.
Selain itu, uang muka atau DP juga sangat ringan, bahkan bisa dimulai dari 1% dari total harga rumah.
Melalui skema ini, masyarakat tak hanya mendapatkan tempat tinggal, tetapi juga memiliki aset nyata tanpa khawatir terhadap fluktuasi bunga bank.
Meluruskan Stigma Rumah Subsidi di Medan
Sayangnya, masih banyak anggapan negatif terhadap rumah subsidi.
Beberapa orang menilai rumah subsidi selalu berada di lokasi terpencil dan memiliki kualitas bangunan yang buruk.
Padahal, banyak proyek perumahan subsidi di kawasan penyangga Medan seperti Batang Kuis, Patumbak, Tembung, Marelan, hingga Sunggal yang kini justru berkembang pesat.
Wilayah-wilayah ini masuk kategori sunrise area karena terdorong oleh proyek infrastruktur baru dan rencana ekspansi kota.
Fasilitas publik seperti jalan, transportasi umum, hingga akses menuju pusat kota terus diperbaiki.
Selain lokasi, faktor penting lainnya adalah reputasi pengembang atau developer yang membangun proyek tersebut.
Kualitas rumah subsidi sangat bergantung pada integritas developer dalam menjalankan standar teknis pembangunan yang sudah ditetapkan pemerintah.
Inproland Property, Contoh Developer Subsidi Berintegritas di Medan
Ada developer yang hanya mengejar keuntungan cepat dengan menekan biaya pembangunan, namun ada pula yang fokus pada kepuasan konsumen dan keberlanjutan proyek.
Salah satu contoh yang menonjol adalah Inproland Property, pengembang yang telah membangun reputasi kuat dalam segmen perumahan subsidi di Medan.
Mereka tidak sekadar menjual rumah, tetapi juga menghadirkan lingkungan hunian yang tertata dengan baik.
Kualitas bangunan dijaga di atas standar minimum, menggunakan material yang kuat dan pengerjaan finishing yang rapi.
Inproland Property juga memastikan fasilitas umum seperti jalan lingkungan, taman, sistem drainase, dan tempat ibadah benar-benar dibangun, bukan sekadar janji di brosur.
Legalitas rumah juga menjadi perhatian utama, mulai dari IMB hingga pemecahan sertifikat tanah yang semuanya dibantu oleh pihak developer.
Hal ini memberikan rasa aman bagi pembeli yang sering kali baru pertama kali mengajukan KPR.
Syarat dan Ketentuan Mendapatkan Rumah Subsidi
Untuk bisa mendapatkan rumah subsidi, calon pembeli harus memenuhi beberapa syarat utama.
Mereka harus merupakan warga negara Indonesia berusia minimal 21 tahun atau sudah menikah, belum pernah memiliki rumah, dan memiliki penghasilan tidak lebih dari Rp8 juta per bulan.
Selain itu, calon pembeli wajib memiliki NPWP, melaporkan SPT tahunan, serta memiliki catatan kredit bersih di SLIK OJK tanpa tunggakan.
Ketentuan ini memastikan bahwa program rumah subsidi benar-benar tepat sasaran dan tidak disalahgunakan oleh pihak yang tidak berhak.***