Kisah Sikka: Bagaimana Sebuah Desa Menempa Nasib Baru dengan Kakao Premium

Arrahimedia.or.id - Berlokasi di Nusa Tenggara Timur (NTT), Sikka di Desa Bloro tidak hanya membudidayakan tanaman kakao, tetapi mereka juga menumbuhkan masa depan yang lebih baik. Selama bertahun-tahun, masyarakat di Desa Sikka sudah bekerja keras tetapi usaha mereka tidak kunjung membuahkan hasil yang memuaskan. Pasalnya, rata-rata produksi kakao mereka stagnan di angka 600 kilogram per hektar.
Selama itu pula Sikka harus menelan pil pahit karena potensi mereka tak kunjung terlihat. Akan tetapi, pada tahun 2021, terjadi transformasi ambisius dengan kampung kakao tersebut. Di bawah asuhan Desa Sejahtera Astra (DSA), Sikka memulai misinya untuk melakukan praktik pertanian yang membuat produk kakao mereka sebagai komoditas global. Inilah kisah tentang bagaimana kemitraan strategis dan fokus teguh pada kualitas telah membawa sebuah desa kecil ke panggung dunia.
Harapan Baru yang Ditanam di Lahan yang Bermasalah
Pohon kakao Bloro telah habis, hasil panennya yang rendah merupakan gejala dari pengabaian selama bertahun-tahun dan metode pertanian konvensional. Para petani pun lelah, dengan sedikit pengetahuan tentang cara memperbaiki nasib mereka.
Tantangannya jelas, melampaui pertanian tradisional dan mengubah kakao mereka menjadi produk bernilai tinggi. Tahun pertama program DSA Sikka didedikasikan sepenuhnya untuk sebuah upaya besar yaitu rehabilitasi total perkebunan kakao.
Beberapa upaya yang dilakukan oleh Desa Bloro di antaranya seperti merevitalisasi hakikat lahan dan pepohonan. Pohon-pohon tua yang tidak produktif diremajakan, dan varietas baru yang lebih unggul ditanam, semuanya untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas dalam jangka panjang.
Pendekatan strategis ini dimungkinkan melalui program DSA, sebuah inisiatif kewirausahaan berkelanjutan Astra yang dirancang untuk memberdayakan masyarakat pedesaan. Program ini menyediakan sistem pendukung komprehensif yang jauh melampaui sekadar bantuan keuangan.
Astra, melalui kolaborasi yang kuat dengan pemerintah daerah, universitas, dan masyarakat itu sendiri, membangun cetak biru holistik untuk kesuksesan. Ini mencakup pendampingan penting, pelatihan teknis, penguatan kelembagaan bagi koperasi mereka, dan memfasilitasi akses ke infrastruktur penting. Kemitraan ini tidak hanya menanamkan keterampilan baru, tetapi juga rasa harapan dan tujuan baru bagi penduduk desa.
Fermentasi Kakao di Sikka, Bloro
Kunci untuk membuka potensi sejati kakao Bloro terletak pada penguasaan satu proses penting: fermentasi. Program DSA Sikka mengedukasi petani tentang pentingnya langkah ini, yang penting untuk mengubah biji kakao mentah yang pahit menjadi produk premium dengan profil rasa yang kaya dan kompleks.
Dengan mempelajari cara memfermentasi kakao dengan benar, para petani dapat mengurangi rasa pahit dan sepatnya secara signifikan, menciptakan biji kakao dengan kualitas dan aroma yang unggul dan menjadi ciri khas cokelat berkualitas tinggi.
Pengetahuan berharga ini diwariskan melalui lingkungan belajar langsung: Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT). Di sini, di bawah langit terbuka kebun mereka sendiri, para petani diajarkan segala hal mulai dari budidaya yang tepat, pemangkasan strategis, dan teknik pencangkokan hingga pengendalian hama yang efektif dan pemrosesan pasca panen.
Fokus pada "hilirisasi" produk yang dikelola dari kebun hingga bentuk akhir berkualitas tinggi adalah kunci untuk membuka potensi pasarnya secara maksimal. Di "sekolah tanpa dinding" inilah mereka belajar memandang pekerjaan mereka bukan hanya sebagai pertanian, melainkan sebagai sebuah keterampilan.
Memupuk Kemakmuran, dari Ladang hingga ke Pelosok Negeri
Hasil kerja keras mereka yang tak kenal lelah sungguh luar biasa. Masyarakat merayakan panen kakao yang sangat sukses, dengan produktivitas yang meningkat lebih dari dua kali lipat. Rata-rata awal 600 kg per hektar tertinggal, karena kini kebun-kebun tersebut menghasilkan 1 hingga 1,3 ton per hektar yang mengesankan, berhasil memenuhi target ambisius. Peningkatan hasil panen yang dramatis ini merupakan hasil langsung dari rehabilitasi total dan penerapan keterampilan yang baru mereka peroleh.
Akan tetapi, pencapaian yang paling signifikan adalah kualitasnya. Kakao organik fermentasi premium yang diproduksi di Bloro menjadi produk yang sangat diminati. Kualitas unggul dan profil rasa yang khas tidak hanya menarik pembeli domestik tetapi, yang lebih mengesankan, mengamankan kontrak ekspor yang menguntungkan ke Eropa dan Amerika.
Pencapaian ini merupakan bukti kuat akan kekuatan rehabilitasi yang terarah dan fokus yang teguh pada kualitas. Desa Bloro bukan lagi sekadar titik di peta, Ini adalah simbol kemandirian, suatu komunitas yang telah mengolah kemakmuran dari tanahnya sendiri dan dengan bangga menorehkan jejaknya di pasar global.***