Indonesia Dibantai Jepang Meski dengan Squad Mumpuni, Berikut Statistik Jepang vs Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia

 

Indonesia Dibantai Jepang Meski dengan Squad Mumpuni, Berikut Statistik Jepang vs Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Ilustrasi. Sumber: Pixabay/ BanJo_89

Arrahimedia.or.id - Indonesia kalah telak dari Jepang dengan skor meyakinkan dan mencolok dalam laga pamungkas Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 (https://klasemenliga1.id/).

Pada akhirnya, setelah antusiasme jadwal Jepang vs Indonesia, tim Garuda harus menelan pil pahit setelah dibantai setengah lusin.

Pertandingan berlangsung di Stadion Panasonic, Suita, Jepang. Timnas Indonesia gagal mencatat satu pun tembakan tepat sasaran sepanjang 90 menit.

Jepang menutup babak grup dengan penuh percaya diri sebagai juara Grup C.

Indonesia menelan kekalahan telak 6-0 dari Jepang dalam laga terakhir Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Panasonic Stadium Suita, Osaka.

Pertandingan ini digelar dalam atmosfer tegang dengan ribuan penonton di tribun.

Skuad Garuda menghadapi tekanan bertubi-tubi sejak peluit pertama dibunyikan.

Jepang tampil tanpa ampun meski dirinya sudah lebih dulu memastikan tiket ke putaran final.

Pada babak pertama, Jepang unggul cepat melalui dua gol Daichi Kamada dan satu gol Takefusa Kubo.

Dominasi tuan rumah kemudian berlanjut di babak kedua lewat aksi Ryoya Morishita, Shuto Machino, dan penutup indah dari Mao Hosoya.

Kemenangan ini memastikan Jepang keluar sebagai juara Grup C dengan catatan impresif.

Penguasaan bola Jepang mencapai kisaran 71 persen sementara Indonesia hanya mencatat 29 persen sepanjang pertandingan.

Dalam statistik serangan, Jepang melancarkan 22 kali percobaan dengan 10 di antaranya tepat sasaran dan enam berbuah gol.

Sementara itu Indonesia gagal menciptakan satu pun tembakan ke dalam gawang lawan.

Lebih mencengangkan, sepanjang 90 menit Garuda bahkan tidak melepaskan tembakan on-target maupun off-target sekalipun.

Indonesia hanya mampu mengeksekusi sekitar 267 operan dengan akurasi mendekati 76 persen, jauh tertinggal dibanding Jepang yang mecatatkan 645 operan dengan akurasi 90 persen.

Dari segi pertahanan, Indonesia memang melakukan tekel dan sapuan cukup banyak tapi tetap kewalahan menghadapi intensitas serangan Jepang.

Pertahanan Garuda tercatat melakukan 17 tekel, 38 sapuan, dan 7 intersep, namun kesemua itu tidak cukup meredam tekanan konstan dari lini serang Samurai Biru.

Jepang nyaris sempurna dalam disiplin permainan dengan hanya 6 pelanggaran dan tanpa kartu kuning maupun merah.

Sebaliknya, Indonesia pun tidak tercatat melakukan pelanggaran yang berujung hukuman kartu.

Kekalahan ini menjadi yang terbesar bagi Indonesia di kualifikasi Piala Dunia 2026 sejauh ini.

Pelatih Patrick Kluivert menyoroti betapa perbedaan level permainan terutama pada efektivitas serangan dan agresivitas menjadi faktor krusial yang melemahkan performa tim.

Klausul utama evaluasi pasca-laga akan difokuskan pada bagaimana Indonesia dapat meningkatkan penyelesaian akhir serta memperkuat mental bertahan ketika di bawah tekanan.

Meskipun kalah besar, Indonesia sudah lebih dulu memastikan lolos ke babak play-off setelah meraih kemenangan penting atas China dan menempati posisi keempat di Grup C.

Babak play-off bakal digelar pada bulan Oktober 2025 untuk memperebutkan slot terakhir zona Asia menuju Piala Dunia di Amerika Utara.

Dominasi Jepang terhadap Indonesia bukan perkara baru karena di pertemuan sebelumnya pada November 2024 di GBK, Garuda juga kalah 0-4 di kandangnya sendiri.

Rekor pertemuan berat lainnya terjadi 44 tahun silam saat Jepang mengalahkan Indonesia 6-0 di babak kualifikasi Piala Dunia tahun 1976.

Dengan tambahan enam gol di laga ini, total gol Jepang di Grup C mencapai angka 30 dari 10 pertandingan, menjadikan mereka tim paling produktif.

Secara pertahanan, Jepang hanya kebobolan tiga gol di seluruh kualifikasi, menjadi salah satu catatan terbaik.

Evaluasi dari para pakar sepak bola nasional menyimpulkan bahwa Indonesia harus memperbaiki transisi cepat dan memperkuat lini tengah guna menghadapi tim-tim Asia terbaik.

Beberapa pengamat juga menunjukkan bahwa mental tim akan diuji di play-off mendatang, dan perbedaan ini harus dijembatani lebih cepat.

Ke depan, Indonesia membutuhkan peningkatan signifikan dalam aspek build-up play, penempatan posisi, dan keberanian saat menyerang.

Meski begitu, para pemain muda Indonesia mendapatkan pengalaman berharga melawan pemain level dunia di Jepang.

Pengalaman tandang dengan atmosfir tinggi ini diharapkan menjadi bekal mental bagi Garuda pada pertandingan-pertandingan krusial selanjutnya.

Sementara itu, Jepang sudah mengalihkan fokusnya ke persiapan turnamen lain seperti EAFF E-1 Championship serta sejumlah laga persahabatan melawan tim dari Amerika Utara dan Eropa.

Pelatih Hajime Moriyasu menekankan bahwa kemenangan ini harus jadi landasan untuk target jangka panjang yakni meraih prestasi di putaran final Piala Dunia.

Moriyasu juga menegaskan pentingnya konsistensi performa dan kematangan mental sebagai kunci ketika menghadapi lawan dari berbagai benua.

Di sisi lain, Indonesia harus siap menjalani babak play-off dengan kondisi fisik, teknik, dan strategi yang jauh lebih matang.

Ambisi besar pelatih Kluivert untuk membawa Indonesia ke Piala Dunia harus diwujudkan lewat perbaikan signifikan di semua lini.

Sekalipun kekalahan ini berat, evaluasi mendalam dan adaptasi cepat akan menentukan sejauh mana Indonesia bisa bangkit dalam turnamen selanjutnya.

Indonesia masih punya peluang demi menjaga asa tampil di panggung sepak bola dunia.***